Selasa, 28 Juni 2011

Percakapan Singkat Di Warung Sate

Percakapan ini terjadi saat gw membeli sate di dekat rumah. Dan dilakukan antara gw dengan tetangga gw.

G :gw
T :tetangga gw
TS:tukang sate


G :Bang sate kambingnya masih ada?
TS :Abis mas. Adanya sate ayam
G :Yaudah bolehh, sate ayamnya 10 tusuk yah
(datanglah tetangga gw ingin membayar sate yang sudah ia beli sebelumnya)
T :Ehhh apri....lagi libur kuliah?kapan pulang dari Bandung?
G :iya nih bu, 2 hari lalu nyampe Jakartanya
T :waduh si apri udah gede aja, tambah ganteng juga lagi. Padahal dulu pas kecil
ibu sering ngegodain apri, masih inget ga?
G :hehehehehehe..(senyum tersipu malu) iya masih inget lah bu.
T :Apri kuliah dimana?
G :Di UNPAD Jatinangor bu..
T :Berarti deket STPDN itu yah?
G :Sekarang namanya dah ganti jadi IPDN
T :ohh begitu...ngambil jurusan apa apri?
G :Sastra Perancis (mengucap dengan bangga) bu
T :ohh yang ngomongnya bindeng-bindeng gitu yahh. Sama kaya di kantor bapak
(suaminya) ngomongnya bahasa perancis ma belanda.
G :Emangnya bapak kerja dimana?
T :Di kedutaan besar Belgia
G :Ohhh...emang belgia salah satu negara yang pake bahasa perancis bu.
TS :mas satenya dah jadi nih
G :berapa mas?
TS :10 ribu
(gw bayar tukang sate sambil pamit duluan ke tetangga gw)
G :ibu saya duluan yahhh..
T :ohh iya pri, ibu doain biar cepet lulus dan sukses yah
G :makasih bu yaa

Senin, 06 Juni 2011

HARI YANG LUAR BIASA BAGI MEREKA

Sebenarnya saya malas dan tidak memiliki ide untuk menuliskan cerita yang satu ini, namun sebelum semua ingatan saya tentang peristiwa ini benar-benar hilang lebih baik saya paksakan untuk menulis.


Sabtu, 4 juni 2011 menjadi hari bersejarah sekaligus hari yang menyenangkan bagi teman sepermainan dan setrongkongan di lingkungan tempat tinggal saya yaitu Danang Wahyudhi. Dia mempersunting wanita pilihannya yang telah lama dipacarinya yaitu Siti Juleiha. Awalnya, saya pikir acara akad nikah dan pesta pernikahannya akan diadakan di kediaman Kudil (panggilan akrab saya kepada Danang Wahyudhi), ternyata semua rangkaian acara tersebut diadakan di kediaman mempelai wanita di daerah Harapan Jaya, Bekasi Utara.
Sebelum pukul 9 pasukan mempelai pria melakukan persiapan, mulai dari menunggu orang-orang penting, mempersiapkan transportasi, mempersiapkan barang-barang seserahan dan yang penting adalah sarapan. . .hehehehehe
Sang pengantin pria benar-benar diselimuti rasa grogi yang luar biasa, sampai-sampai tangannya mendingin sedingin es abadi yang ada di kutub utara dan dia sama sekali tidak melakukan kegiatan kamar mandi (buang air kecil dan buang air besar). "Semoga acara hari ini berjalan lancar", itulah harapan orang-orang yang berada di rombongan tersebut.


Ketika sampai di tempat tujuan rasa grogi itu masih menyelimuti diri kudil, itu terlukis dari ekspresi wajahnya. Kedatangan kami disambut oleh alunan musik marawis yang merdu. Setelah sambutan dari kedua keluarga dan penyerahan seserahan secara simbolis oleh keluarga mempelai pria kepada keluarga mempelai wanita, akhirnya dimulai acara sakralnya (akad nikah).
"Saya terima nikah dan kawinnya Siti Juleiha binti Salim dengan mas kawin tersebut dibayar tunai", ucap kudil lantang untuk menyempurnakan ijab kabulnya. Luar biasa!tak disangka kudil bisa mengalahkan rasa groginya yang menggunung. Padahal dari awal dia terlihat pucat dan culun seperti cupang becir. Dan yang terpenting kudil hanya 1 kali melakukan ijab kabul, tid ak mengulang. Hal itu mengindikasikan bahwa prosesi akad nikahnya berjalan mulus.


Setelah akad nikah, saya dan teman-teman saya yang lainnya (yayat, tato, hanas, bagas, doni, ian, reza) mengucapkan selamat lengkap dengan jabatan tangan dan rangkulan hangat. acara hari itu di tutup dengan makan siang dan foto-foto bersama pasangan pengantin.




Selamat menempuh hidup baru untuk Danang Wahyudi dan Siti Juleiha. Saya berharap pernikahan kalian terus berlayar dan berpetualang hingga maut memisahkan.

Sabtu, 04 Juni 2011

SUDAH TRADISI. . .

Saya dan teman-teman saya di Sastra Perancis (abi, danu, sandy, liki, ibon, ijul, aii, adry, diyat dan manda) memiliki tradisi mentraktir saat salah satu dari kita berulangtahun. Belakangan ini tradisi tersebut terasa pudar. Saya harap tradisi tersebut terus dilestarikan. Inilah beberapa bukti dari tradisi itu.








TRUK VS IBUKOTA

Entah sampai kapan kemacetan yang sudah lama bersemayam di jiwa Ibukota (Jakarta)ini akan berkurang atau bahkan hilang. Karena hal itu sudah menjadi menu pokok yang harus ada di jalanan Jakarta setiap hari. Saya pikir seiring jalannya waktu "MACET" akan berkurang, namun kenyatannya malah tambah parah dan terbengkalai. Tanpa disadari, sebenarnya kemacetan telah menjadi tren. Tren ini telah digunakan oleh kota-kota besar yang lainnya di Indonesia. Mungkin kemacetan mengindikasikan kota-kota tersebut memiliki kegiatan perekonomian yang sangat tinggi, sehingga dapat dikatakan kota-kota tersebut sebagai kota besar yang maju.


Banyak faktor yang membuat kemacetan terus bersemayam. Bertambah banyaknya volume kendaraan (khususnya kendaraan pribadi), manajemen transportasi umum yang kurang apik, kurang sadarnya warga Jakarta tentang ketertiban berlalulintas, urbanisasi besar-besaran, dan truk.


Saat ini saya akan mencoba membahas dan mengomentari faktor yang terakhir yaitu tentang truk. MENGAPA TRUK? mungkin karena postur mereka besar dan selalu menggunakan kecepatan minimum (pelan) saat melintas di jalan raya biasa ataupun jalan tol dalam kota yang pasti selalu menyebabkan kemacetan. Banyak warga Jakarta yang mengeluh tentang keberadaan truk ini, sehingga Menteri Perhubungan akan mengeluarkan kebijakan tentang pembatasan truk.


Saya sependapat dengan kebijakan ini. menurut saya, tidak ada pihak yang dirugikan atas dikeluarkannya aturan ini. Kemacetan (mungkin) akan berkurang dan para perusahaan pengguna jasa angkut truk tidak takut barangnya telat sampai dan tidak akan mengalami kerugian.

Kamis, 02 Juni 2011

PANCASILA tidak penting!!!

Kalimat pada judul, saya kutip dari sebuah acara dialog interaktif BAROMETER di SCTV yang ditayangkan semalam. Maksud dari kalimat "PANCASILA tidak penting!!!" adalah PANCASILA akan menjadi tidak penting jika hanya di pidatokan saja dan PANCASILA tidak penting jika hanya dihafalkan saja tanpa ada aktualisasi dari kita sebagai warga negara indonesia di dalam kehidupan kita sehari-hari. Selama ini kita bertindak tanpa berasaskan ketuhanan, kemanusiaan, keadilan sosial yang berdampak pada rusaknya persatuan Indonesia (khususnya untuk para pejabat negara).






Memperingati hari lahirnya PANCASILA ke 66 tahun yang jatuh pada 1 juni 2011, seharusnya hal tersebut menjadi sentilan kita bangsa Indonesia untuk selalu mengetahui, mengikuti, dan mengaktualisasi butir-butir pancasila ke dalam tindakan di kehidupan sehari-hari kita agar tercipta sebuah tindakan yang berketuhanan, berkemanusiaan, keadilan sosial sehingga membentuk suatu persatuan indonesia yang kokoh.

MERDEKA...MERDEKA...MERDEKA!!!